Halaman

Kamis, 10 Maret 2011

"What’re you waiting for? Tomorrow may be too late. Think about it. It’s so easy to say, “I will start tomorrow” What if tomorrow never comes?"

                                                                                                                                            -via Quran Hadis

Kamis, 30 September 2010

P for PROJECT-B!




dedicated for PROJECT-B 

Tenggelamnya Kapal Tampomas II

Dua puluh enam tahun yang lalu, hari Selasa 27 Januari 1981 pada pukul 13.42 Waktu Indonesia Bagian Tengah, di perairan dekat kepulauan Masalembu, KMP TAMPOMAS II milik Pelni yang mengangkut ratusan penumpang perlahan-lahan lenyap ditelan lautan yang sedang bergolak. Tenggelam untuk selama-lamanya.
Musibah ini terasa begitu menyayat hati karena terjadi secara perlahan-lahan, di hadapan banyak mata yang telah berjuang keras namun tidak bisa berbuat cukup banyak.
Hari yang Naas Itu
Tampomas II berangkat dari pelabuhan Tanjung Priok Jakarta pada hari Sabtu 24 Januari pukul 19.00 WIB. Dijadwalkan sampai di Ujung Pandang pada hari Senin pukul 10.00 pagi. Data yang ada menyebutkan ada 1054 penumpang, 191 mobil dan sekitar 200-an motor yang berada di atas kapal tersebut.
Hari Minggu malam tanggal 25 Januari sekitar pukul 23.00 WITa Syahbandar Ujung Pandang menerima berita dari KM Wayabula, bahwa KM Tampomas II terbakar di perairan kepulauan Masalembu sekitar 220 mil dari Ujung Pandang. KM Wayabula sendiri mendapat berita dari KM Sangihe yang saat itu tengah berusaha mengevakuasi penumpang Tampomas II.
Namun cuaca bulan Januari memang tidak pernah bersahabat. Ombak besar setinggi 7 hingga 10 meter, disertai angin kencang 10 hingga 15 knot yang terus menderu, menghambat usaha penyelamatan. Sehari semalam KM Sangihe hanya mampu memindahkan 149 penumpang Tampomas II ke kapalnya.
Senin malam itu, Sekditjen Perhubungan Laut dalam siaran televisi menyatakan bahwa KM Tampomas II mengalami kerusakan mesin sehingga harus lego jangkar di perairan tersebut. Disebutkan juga bahwa sempat terjadi kebakaran, tapi semuanya sudah bisa diatasi. Kapal masih terapung dan para penumpang juga sudah tenang menunggu di dek.
Namun nyatanya, pada hari Selasa pagi tampak masih ada asap tipis mengepul di bagian belakang kapal. Dan siang harinya api membesar kembali. KM Tampomas II akhirnya miring dan tenggelam dengan cepat di posisi 114°25′60″BT — 5°30′0″LS.
Kapal-kapal lain yang berada di sekitar lokasi, KM Sangihe, KM Adiguna Kurnia, KM Istana VI, KM Ilmamui, KM Niaga XXIX, dan beberapa kapal lain berusaha semampunya untuk menyelamatkan penumpang Tampomas II yang terapung-apung di laut setelah melompat dari kapal.
Kapal Bekas yang Kurang Terawat
KM Tampomas II milik Pelni ini baru melakukan pelayaran perdananya pada bulan Mei 1980. Tapi bukan berarti ini kapal baru. KM Tampomas II dengan bobot mati 2420 ton dan mampu mengangkut penumpang 1250 sampai 1500 orang ini adalah kapal bekas yang dibeli oleh PT. PANN (Pengembangan Armada Niaga Nasional, BUMN) dari Komodo Marine Jepang. Dan PT. Pelni membeli secara mengangsur selama sepuluh tahun kepada PT. PANN. Kapal ini sebelumnya bernama MV. Great Emerald dibuat di Jepang tahun 1971. Dibeli dengan harga 8.3 juta dollar AS, yang menurut beberapa pihak terlalu mahal untuk sebuah kapal bekas yang sudah berusia sepuluh tahun.
Begitu dioperasikan, kapal penumpang ini langsung digeber abis untuk melayani jalur Jakarta-Padang dan Jakarta-Ujung Pandang yang memang padat. Setiap selesai pelayaran, kabarnya kapal ini hanya diberi waktu istirahat 4 jam saja dan harus siap untuk pelayaran berikutnya. Perbaikan dan perawatan rutin terhadap mesin dan perlengkapan kapal pun cuma bisa dilaksanakan sekedarnya, padahal mengingat usianya kapal ini butuh perawatan yang jauh lebih cermat.
Pada saat pelayaran percobaannya pun, beberapa anggota DPR yang mengikutinya sempat menyaksikan sendiri dan mempertanyakan mesin kapal yang sering rusak.
Keselamatan Entah Nomer Berapa
Dari data terakhir disebutkan bahwa 753 orang penumpang KM Tampomas II berhasil diselamatkan termasuk awak kapal. Ditemukan 143 jenazah. Berapa sisanya yang tidak ditemukan masih menjadi tanda tanya. Penumpang yang terdaftar ada 1054 orang, namun sudah menjadi kebiasaan dan rahasia umum bahwa penumpang gelap yang naik bisa mencapai ratusan orang. Beberapa sumber menyatakan jumlah penumpang KM Tampomas II sebenarnya berjumlah 1442 orang. Bahkan koki kapal yang selamat mengaku diperintahkan atasannya agar memasak untuk 2000 orang.
Penyebab kebakaran masih simpang siur, ada yang mengatakan akibat puntung rokok di ruang mesin, namun beberapa saksi mengatakan api berkobar pertama kali di geladak kendaraan. Bahan bakar yang terdapat di setiap tanki kendaraan menyebabkan api segera membesar dan merembet ke semua dek dengan cepat.
Dan pada saat terjadi kebakaran para penumpang yang selamat mengatakan tidak ada alarm atau sirene tanda bahaya yang berbunyi untuk mengingatkan penumpang. Yang ada hanya pemberitahuan melalui pengeras suara agar seluruh penumpang naik ke bagian atas kapal.
Begitu berada di bagian geladak terbuka, mereka dibiarkan mencari selamat sendiri2 tidak ada ABK yang membimbing. Bahkan beberapa ABK langsung mencari selamat sendiri dengan meluncurkan sekoci, diantaranya Mualim II dan Markonis II. Dari enam sekoci yang ada, yang masing2 berkapasitas 50 orang (!?), hanya dua buah (!!?) yang berhasil diturunkan.
Yang mengherankan, dalam keadaan darurat seperti itu, KM Tampomas II sama sekali tidak melakukan kontak radio. Dibilang bahwa semua radio rusak! termasuk yang cadangan. KM Tampomas II juga tidak menyalakan lampu bahaya atau menembakkan peluru suar untuk meminta pertolongan kepada kapal2 yang ada disekitarnya. KM Sangihe yang pertama menemukan KM Tampomas II, baru mengetahui ada bahaya ketika mendengar bunyi ledakan di Tampomas II yang awalnya tidak dikenali karena tidak memberikan sapaan lewat radio. Lalu ada apa pula sampai nahkoda kapal Tampomas II sempat berteriak bahwa telah terjadi sabotase di atas kapal?
Banyak pula muncul pertanyaan, mengapa kru kapal dalam pelayaran itu tidak lengkap? Hanya ada Kapten, Mualim II dan Markonis II. Mualim I dan Markonis I sedang cuti dan tidak dicarikan pengganti. Lebih parah lagi Mualim II dan Markonis II langsung kabur sendiri dengan sekoci hanya satu jam setelah terjadi kebakaran. Bahkan Markonis II dengan egoisnya membawa radio portabel ke dalam sekoci tanpa memikirkan bahwa lebih banyak penumpang di kapal yang membutuhkan pertolongan dari para penyelamat. Saksi bahkan sempat mendengar kemarahan Nahkoda Capt. Abdul Rivai yang berteriak “Kalau ketemu, saya cekik dia!”.
ABK lain yang selamat mengaku kalau mereka tidak tahu cara menurunkan sekoci, karena selama ini latihan penyelamatan yang ada tidak pernah benar2 dilakukan dengan lengkap. Hanya formalitas untuk mengisi daftar hadir.
Sementara itu ada lagi pengakuan dari perwakilan pelni di Ujung Pandang bahwa saat Tampomas II baru terbakar ia sempat mendapatkan instruksi dari Jakarta agar memberikan keterangan bahwa kebakaran yang terjadi di Tampomas II tidak membahayakan. Keterangan2 menyesatkan itu menyebabkan beberapa pihak yang hendak membantu proses penyelamatan mengurungkan niatnya.
Tragis dan Menyedihkan
Berbagai cerita tragis dari penumpang yang selamat pun dituturkan. Ada seorang ibu yang terjun ke laut dengan anaknya yang masih bayi. Ketika tahu bayinya tak bernyawa lagi, ia pun tidak berusaha mengapung lagi membiarkan dirinya tenggelam. Tapi ketika ingat anaknya yang lebih besar masih hidup, ia tersadar dan berusaha tetap hidup.
Lantai geladak luar kapal yang hanya terbuat dari plat baja tanpa pelapis kayu juga banyak memakan korban. Banyak penumpang panik yang tidak memakai alas kaki menjadi korban plat panas yang sedang terbakar itu.
Proses penyelamatan yang lambat dan berlangsung selama 37 jam hingga kapal tenggelam membuat penumpang yang bertahan di geladak kapal harus bertahan tanpa makanan dan minuman. Dropping makanan dari udara tidak semuanya tepat pada lokasi penumpang.
Terlepas dari kepengecutannya karena lari dari tanggung jawab, Mualim II dan Markonis II yang langsung menurunkan sekoci begitu mengetahui ada kebakaran ternyata juga harus menjalani penderitaan. Selama 5 hari mereka terapung2 di lautan di atas sekoci bersama sekitar 80-100 orang lainnya tanpa makanan. Sekoci yang kelebihan muatan itu bahkan sempat terbalik. Ketika berhasil dikembalikan ke posisi semula hanya tersisa 70 orang. Pada hari kelima barulah mereka menemukan daratan yaitu pulau Doang-doangan Sulawesi Selatan. Sesampai di darat 2 orang menghembuskan nafas terakhir.
Capt. Abdul Rivai Sang Patriot
Mungkin yang paling patut dipuji bahkan dijadikan pahlawan adalah Kapten Kapal Tampomas II ini sendiri. Capt. Abdul Rivai. Komitmen dan dedikasinya sungguh sangat menggetarkan. Dalam keterbatasannya, dialah yang paling sibuk menyelamatkan penumpang lain tanpa memikirkan keselamatan dirinya sendiri, saat ABK lain malah melarikan diri pada saat-saat awal.
Saat kapal sudah mulai miring, Capt. Abdul Rivai masih tampak sibuk membagikan pelampung ke para penumpang yang tidak berani terjun ke laut.
Bahkan di detik2 terakhir… saat kapal mulai tenggelam.. Capt. Abdul Rivai masih terlihat berada di anjungan kapal sambil berpegangan pada kusen jendela…
Benar2 seorang kapten kapal yang memegang teguh janjinya untuk menjadi orang terakhir yang meninggalkan kapal saat terjadi bencana.
Namun malangnya, jenazah Capt Abdul Rivai sempat dikuburkan sebagai orang tak dikenal. Untunglah dari tim penyelamat ada yang teringat akan cincin bertuliskan nama Hasanah, istri Capt. Abdul Rivai, yang dikenakan salah satu jenazah tak dikenal. Jasad Capt. Abdul Rivai akhirnya dimakamkan kembali di taman makam pahlawan Kalibata Jakarta.

Sabtu, 28 Agustus 2010

Oh teknologi ku

Ambil pelik dari perkataan
Susah pikiran untuk berjalan
Susah sangat melihat perkembangan
Hanya satu untuk acuan,
Yang ingin aku banggakan
Sebuah informasi modern ingin ku dapatkan
Tertuju pada teknologi yang berkembang
Banyak hal baru yang mudah ku dapatkan
Tanpa perlu pemikiran yang panjang.
Teknologi yang berkembang
Memberikan suatu kegembiraan
Banyak sesuatu keunikan, dan keahlian
Yang mudah kita dapatkan

"Papa masang speedy"

Internet oh Internet

Sejarah Internet



Internet berawal dari diciptakannya teknologi jaringan komputer sekitar tahun 1960. Apa sebenarnya jaringan komputer itu ? Jaringan komputer adalah beberapa komputer terhubung satu sama lain dengan memakai kabel dalam satu lokasi, misalnya dalam satu kantor atau gedung. Jaringan komputer ini berfungsi agar pengguna komputer bisa bertukar informasi dan data dengan pengguna komputer lainnya.
Pada awal diciptakannya, jaringan komputer dimanfaatkan oleh angkatan bersenjata Amerika untuk mengembangkan senjata nuklir. Amerika khawatir jika negaranya diserang maka komunikasi menjadi lumpuh. Untuk itulah mereka mencoba komunikasi dan menukar informasi melalui jaringan komputer.
Setelah angkatan bersenjata Amerika, dunia pendidikan pun merasa sangat perlu mempelajari dan mengembangkan jaringan komputer. Salah satunya adalah Universitas of California at Los Angeles (UCLA). Akhirnya tahun 1970 internet banyak digunakan di unversitas-universitas di Amerika dan berkembang pesat sampai saat ini. Agar para pengguna komputer dengan merek dan tipe berlainan dapat saling berhubungan, maka para ahli membuat sebuah protokol (semacam bahasa) yang sama untuk dipakai di internet. Namanya TCP (Transmission Control Protocol, bahasa Indonesianya Protokol Pengendali Transmisi) dan IP (Internet Protocol).

Internet saat ini
Tahun 1989, Timothy Berners-Lee, ahli komputer dari Inggris menciptakan World Wide Web yaitu semacam program yang memungkinkan suara, gambar, film, musik ditampilkan dalam internet. Karena penemuan inilah internet menjadi lebih menarik tampilannya dan sangat bervariasi. Dahulu internet hanya dapat digunakan oleh kalangan tertentu dan dengan komponen tertentu saja. Tetapi saat ini orang yang berada dirumah pun bisa terhubung ke internet dengan menggunakan modem dan jaringan telepon. Selain itu, Internet banyak digunakan oleh perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan, lembaga militer di seluruh dunia untuk memberikan informasi kepada masyarakat.
Di samping manfaat-manfaat di atas, internet juga memiliki efek negatif dikarenakan terlalu bebasnya informasi yang ada di internet. Sehingga memungkinkan anak-anak melihat berbagai hal yang tidak pantas untuk dilihat ataupun dibaca.